Blog Archives

Teori Kontrol Rakyat

Pertanyaan:

 

Menurut Anda, apakah ‘Teori Kontrol Rakyat(Popular Control Theory) masih dapat diberlakukan pada Pemilu 2014 nanti? Berikan penjelasan Anda!

 

Teori Kontrol Rakyat (Popular Control Theory) menekankan bahwa pemilu menyajikan mekanisme kontrol rakyat. Fokus pandang teori ini lebih evaluative ketimbang instrumental, lebih afektif ketimbang kognitif. Pemberi suara bukan memilih kandidat dan atau partai untuk mengajukan tujuan yang ketara dan tertentu melainkan memilih siapa yang akan memerintah selama periode tertentu.

 

Teori ini mungkin berlangsung dalam pemilu 2009 lalu namun menurut pendapat saya pada pemilu 2014 mendatang, teori ini tidak dapat berlaku lagi saat masyarakat tidak lagi bersifat afektif. Ketertarikan masyarakat terhadap ranah politik Indonesia saat ini mengubah sikap masyarakat menjadi kognitif dimana dalam hal pemberian suara masyarakat berorientasi kepada tujuan yang kentara dan tertentu serta memiliki minat aktif terhadap kampanye pemilu.

 

Namun saya juga mengutip pendapat pengamat politik dari CSIS, J Kristiadi yang berpendapat bahwa banyak pemilih pemula bersikap apatis yakni tidak menggunakan hak suaranya atau golput pada pemilu 2014. Sikap golput ini dipicu atas keraguan dan kekecewaan atas kasus yang melibatkan politisi Indonesia, terutama korupsi.

Skenario Keuangan

Skenario Terbaik (the Best scenario)
skenario yang menjajikan keuntungan yang besar dari hasil penjualan dan kerugian yang seminimal mungkin yang di dapat.

Contoh: saya membuka usaha menjual lumpia dengan resep yang saya kreasikan sendiri. Saya memilih menjual lumpia ini di foodcourt mall dan juga secara online dengan layanan antar (dengan pesanan minimum). Pesanan yang saya dapatkan menghasilkan lebih dari jumlah modal yang saya butuhkan sehingga saya mendapatkan keuntungan maksimum.

Skenario Menengah (the Moderate scenario)
Skenario menengah yang menjanjikan modal awal akan kembali serta sedikit kerugian yang akan di didapatkan
Contoh: saya membuka online shop yang menjual peralatan make up dari Jepang. Saya mendapat suplyer langsung dan dapat menjual kembali dengan harga yang lebih murah dari online shop lainnya sehingga modal awal saya akan kembali tanpa mengalami kerugian.

Skenario Terburuk (the Worst scenario)
Scenario dimana ada kerugian secara menyeluruh diakibatkan faktor-faktor tertentu dan pada satu titik akan membutuhkan dana tambahan untuk menutupi kerugian.
Contoh: saya membuka usaha burger di foodcourt lapangan futsal didaerah kalideres. Tempat tersebut dikunjungi banyak orang namun karena lokasi berjualan yang terlalu jauh dari tempat bahan baku dan juga hambatan dalam hal lalu lintas, uang yang saya keluarkan sebagai pengeluaran jauh lebih besar dari hasil pendapatan saya dan saya mengalami kerugian hingga pada akhirnya memutuskan untuk berhenti berjualan di tempat tersebut.

Pembahasan Iklan Klinik Kesehatan

Penayangan iklan klinik tong-fang menjadi perbincangan masyarakat. Iklan klinik tersebut menyebutkan tentang keunggulan klinik tong-fang dan juga ada testimonial dari pasien yang melanggar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. KPI melayangkan surat teguran pada TV One dan RCTI terkait siaran iklan “Klinik Tong Fang” yang ditayangkan di kedua stasiun televisi tersebut pada 8 Juli 2012 pukul 12.51 WIB (TV One) dan pukul 05.39 WIB (RCTI). Iklan tersebut dinilai telah melanggar aturan dalam P3 dan SPS KPI tahun 2012.

Pelanggaran yang dilakukan iklann tersebut adalah penayangan adegan testimonial pasien dan pemberian diskon bagi pasien yang melakukan pengobatan di klinik di atas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1787/MENKES/PER/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan Pasal 5 huruf m dan n, testimonial pasien dan pemberian diskon bagi pasien atas pelayanan kesehatan tidak diperbolehkan.

Iklan klinik tong-fang juga terkesan melebih-lebihkan klinik. Hiperbola boleh dilakukan sepanjang ia semata-mata dimaksudkan sebagai penarik perhatian atau humor yang secara sangat jelas berlebihan atau tidak masuk akal, sehingga tidak menimbulkan salah persepsi dari khalayak yang disasarnya